banner


Saturday, 15 June 2019

How to Pack Light - Berkemas Ringan Untuk Perjalanan Dua Bulan



Selamat memasuki bulan Juni!
Untuk post kali ini gue mau membahas tentang bagaimana pengalaman gue dalam berkemas untuk trip selama dua bulan. Trip ini gue lakukan dari bulan Februari - April kemarin untuk menjajal kehidupan nomad di Bali. Gue memang sengaja menunggu hingga trip gue selesai untuk menulis post ini, jadi apa yang gue tulis sudah melewati uji coba dan tidak berasaskan perkiraan semata 
Perjalanan solo trip kali ini benar-benar mengubah cara gue berkemas, karena gue akan  selalu sendirian di sana (until I got bitten by a dog and this person got super panicked), jadi gue juga harus memikirkan bahwa gue yang harus membawa semua barang-barang saat berpindah dari satu tempat ke tempat lain.


Keputusan gue jatuh kepada 1 tas backpack dan 1 duffel bag. Kedua tas tersebut haruslah cukup untuk menyimpan segala keperluan mulai dari laptop, pakaian, skincare, makeup, buku, sandal, handuk, etc. Memilih duffel bag daripada koper juga sudah melalui pertimbangan, karena rencana gue adalah menyewa motor dari area bandara untuk sampai ke Ubud (I know, it was a rather crazy decision)--ukuran duffel bag yang dibawa harus muat di ruang depan motor matic (gue dapat Vario) dan tidak mengganggu ketika gue mengendarai motornya. Begini ilustrasi gue bawa motor dengan duffel bag di motor:



Duffel bag yang gue pakai adalah 'Adidas Linear Performance' ukuran medium, gue cukup surprised karena selain ringan, performa tas ini benar-benar kuat setelah gue pakai 2 bulan 'di jalan', terutama kualitas zippernya. Secara ukuran, tas ini nggak begitu besar, cek beberapa foto di bawah ini:


Ini kalau disejajarkan dengan tas backpack dan paper bag Starbucks
Sekarang, mari kita buka isi dari tas duffel bag ini:


'Lapisan' teratas, ada mukena, handuk ukuran large yang ketika diangkat ada lapisan berikutnya yang berisi pakaian-pakaian, pouch berisikan skincare, buku jurnal, and some random face cleaner..


Gue nggak sempat foto untuk isi dari backpack gue, tapi dia berisikan: laptop ukuran 13 inch, kamera mirrorless dan case kulitnya yang jika dijumlahkan beratnya >500 gr, pouch berisikan makeup, waist bag, topi, sandal, aksesoris, dompet, dokumen-dokumen penting, peralatan menyulam, dan tas tipis untuk belanja (Bali is plastic bag free).

Ini tas belanja tipis yang gue gunakan setiap kali berbelanja, saking tipisnya ya harus dipeluk gini kalau beli minuman literan..
Selanjutnya adalah tips untuk berkemas secara ringan, dan pertimbangan-pertimbangan apa yang harus kalian pikirkan sebelum memutuskan untuk membawa barang ketika bepergian:

1) Selalu rencanakan dengan baik untuk pakaian yang dibawa, mulai dari material dan warna. Pilihlah material yang ringan dengan warna yang mudah dikombinasikan dengan pakaian lainnya. Gue memutuskan untuk membawa pakaian yang berwarna netral. Sebagai contoh, gue membawa 1 yoga pants warna hitam, 1 running leggings warna maroon, 1 short pants warna hijau lumut, maka opsi teraman untuk pemilihan warna atasan adalah: hitam, abu-abu, cokelat. Mencari koordinasi warna yang sesuai sangatlah penting, jadi tidak ada baju yang terbawa sia-sia karena warnanya tidak sesuai dengan keseluruhan pakaian yang ada. Kunci: versatility. Pikirkan pertanyaan berikut ketika memutuskan untuk membawa 1 item pakaian/tidak:

1. Apakah pakaian ini bisa dikombinasikan dengan setidaknya 2 pakaian lain yg dibawa?
2. Seberapa banyak style/outfit yang bisa diciptakan jika saya membawa pakaian ini? 
3. Apakah materialnya cocok untuk tempat yang akan saya kunjungi?

Berikut adalah contoh kordinasi warna yang bisa kalian contoh:

Neutral Outfit Colour Guide 13 Color Palette Clothing
Source


Wardrobe Color Coordinating Chart
Source

2) Bawa pakaian untuk digunakan selama seminggu aja. Ini merupakan tips yang gue dengar berkali-kali untuk meringkas pakaian yang dibawa, hal yang bisa gue sampaikan setelah trip usai adalah: bahkan mengemas pakaian seminggu untuk 2 bulan masih menyisakan pakaian yang jarang digunakan. Kesimpulan: bisa lebih ringkas lagi. 

3) Gunakan tas dengan ukuran lebih kecil dari yang direncanakan. Ketika masih mencorat-coret di jurnal tentang barang-barang yang harus dibawa, sepertinya gue akan membutuhkan sebuah koper, tapi pilihan gue jatuh ke duffel bag untuk menghindari overpack. Hal ini cukup masuk akal karena ketika kita dihadapkan oleh kapasitas tas yang besar, kita cenderung untuk memasukkan barang lebih banyak, namun jika kapasitasnya kecil, kita akan lebih berhati-hati. 

4) Tidak perlu membawa barang yang dapat dibeli di lokasi tujuan. Perlengkapan seperti toiletries (sabun mandi, sampo, pasta gigi) dengan mudah ditemukan hampir di manapun, jadi gue sama sekali nggak bawa toiletries. Pertimbangan gue: apabila harganya cukup mahal/sulit ditemukan di lokasi tujuan, alangkah baiknya dibawa sendiri, in this case, gue membawa sunscreen, berbagai jenis skincare, dan obat khusus (krim salep Cytolnat), facial scrub, dan masker muka dari rumah. Apabila dibawa, gue akan memindahkannya ke wadah yang lebih kecil agar tidak berat.


Sunscreen, krim salep, facial scrub, campuran lidah buaya dan air
Penyesalan gue adalah menaruh sunscreen badan ke tempat yang lebih kecil karena ternyata gue membutuhkan lebih banyak. Sebabnya karena hampir setiap hari panas-panasan, pada akhirnya gue memakai sunscreen muka untuk badan. u dead

5) Cuci pakaian sendiri. Gue tinggal di tempat yang sama di Ubud selama hampir empat minggu, setiap 3 hari, gue akan mencuci pakaian sendiri di...wastafel! iya. Alasannya karena gue memiliki trust issue dengan jasa binatu dari sisi keamanan dan kebersihan (pakaian hilang atau disatukan dengan  dalaman orang lain  jaman masih kuliah dulu pernah dapet bonus kolor cowok). Kalian harus pastikan bahwa wastafelnya bersih, gue biasanya membersihkan wastafel terlebih dahulu dengan sabun dan kain/tissue basah (digosok-gosok). Yang harus diperhatikan adalah sink stopper (?) atau benda penyumbat wastafel (honestly gue nggak tau namanya apa), karena nggak semua hotel punya (di salah satu hotel pada akhirnya gue mencuci di bath tub/di bawah kucuran shower). Kalian bisa beli penutup/pengganjal wastafel dari bahan silikon di e-commerce manapun. 



Related image
Ilustrasi sink stopper. Source

5) Bawalah barang-barang yang ringan. Barang-barang yang ringan akan membantu untuk mengurangi beban. Gue membawa handuk microfibre yang super ringan dan cukup cepat kering, kalian bisa beli handuk semacam ini di toko yang menjual outdoor gears. Kalian harus punya at least 1 untuk dibawa setiap kali traveling. Selain itu adalah sepatu, karena kalau salah membawa tipe sepatu, selain beresiko untuk membuat perjalanan nggak nyaman juga akan jadi beban tambahan apabila tidak sedang digunakan. Sepatu yang gue gunakan selama bertualang kemarin adalah Adidas Duramo Lite. FYI, post ini tanpa sponsor, barang-barang rekomendasi di post ini murni karena kepuasan gue. Adidas Duramo Lite selain harganya terjangkau, juga benar-benar ringan dan nyaman banget buat dipakai jalan berjam-jam, yang pasti cocok untuk dikombinasikan dengan pakaian-pakaian yang gue bawa karena warnanya abu-abu tua. Selain itu, perhitungkan juga tas additional yang dibawa. Sekarang kan banyak nih yang jual foldable bag, contohnya keluaran Quechua yang bisa kalian beli di Decathlon. 

Related imageImage result for decathlon foldable bag


Selama gue jalan, gue sangat suka waist bag hitam yang gue bawa. Karena ketika gue mau lepas topi, bisa digantungkan di waist bag  Tas simpel keluaran Nama Indonesia ini punya material yang sangat kokoh, jadi bisa juga menampung kamera mirrorless (tanpa case)



Ini tips tambahan. Untuk perempuan, seringkali pakaian dalam memakan banyak ruang, terutama bra. Solusi gue adalah membawa atasan (tank top) dengan built-in bra, dan sport bra berwarna hitam. Selain versatile, trik ini meringkas ruang cukup banyak. Sport bra berwarna hitam bisa dijadikan dalaman cardigan, jadi kalau dikancing hingga bagian atas perut, it does look like a tank top 


Related image
Contoh tank top dengan built-in bra keluaran Uniqlo

Roll your clothes! Gue menggulung semua pakaian yang gue bawa untuk lebih menghemat ruang dan untuk menghindari wrinkles yang parah, apabila material pakaian cenderung tidak stay in place alias bisa unroll dengan sendirinya--gue menggunakan karet rambut untuk mengikat. Berikut video cara menggulung pakaian dari Wikihow




This might sound ridiculous for some people (in fact, 2 people thought I was crazy for doing this), karena kemarin gue bawa setrika mini  pakaian kalau terlalu kusut bikin bad mood dan gue memang lebih memilih opsi yang paling cepat. 


Checklist Pakaian yang Dibawa
Bagian ini merupakan pakaian yang akhirnya gue bawa dengan judgement-nya. Apabila ada coretan, berarti pakaian tersebut pada akhirnya tidak dibawa.

Top:
  • Black tees -> dipakai berkali-kali karena lightweight dan warnanya yg netral
  • Navy blue tees -> dipakai berkali-kali karena lightweight dan warnanya yg netral
  • Terracotta sleeveless crop top -> dipakai berkali-kali karena lightweight dan super cute!
  • Black tank top w/ built-in bra -> dipakai berkali-kali karena lightweight dan warnanya yg netral
  • Pink tees -> jarang dipakai
  • Prussian blue satin sleeveless top -> dipakai beberapa kali untuk aktivitas non-santai (is this even a word?)
  • Grey flowy sleeveless top -> dipakai beberapa kali karena lightweight dan cocok untuk meditasi
  • Red tube top -> dipakai untuk ke pantai/berenang 

Outerwear:
  • Tribal/multicoloured long outer -> jarang dipakai meskipun lightweight, lebih untuk estetika
  • Green light lacey long outer
  • Terracotta Urban Outfitter thermal cardigan -> dipakai berkali-kali untuk daerah cenderung dingin dan bisa dipakai ketika matahari sedang terik-teriknya
  • Green jacket by Madewell
  • Grey jacket -> dipakai berkali-kali ketika mengendarai motor
Pants:
  • Sand brown long cargo pants by Loft
  • Green cargo pants -> sesekali dipakai karena cukup lightweight
  • Denim jeans -> dipakai sesekali untuk perjalanan jauh menggunakan motor, kadang agak menyesal bawa denim jeans karena cenderung berat dan bisa digantikan dengan cargo pants
  • Black activewear short -> sangat lightweight dan bisa dipakai untuk exercise (atau tidur!)
  • Colourful short dari Malioboro
  • Monochrome Coachella slit skirt -> dipakai beberapa kali untuk dinner/when I felt cute 
  • 2 sleeping shorts by Aeropostale -> tidak digunakan sama sekali 
  • Denim hot pants -> dipakai berkali-kali untuk explore sana-sini
  • Maroon sports legging
  • Grey sports legging -> dipakai sesekali untuk exercise
  • Black yoga pants -> dipakai berkali-kali untuk explore sana-sini 
Dress:
  • Yellow dress by Indigo -> dipakai sekali
  • Green lacey short dress
  • Navy dress with boho touch bought in BKK
  • Tribal Short Jumpsuit -> dipakai berkali-kali dan lightweight
  • Ethnic sleepwear -> daster, dipakai berkali-kali untuk tidur
Additional:
  • Green pashmina
  • Batik silk scarf -> dipakai 1-2x to give a classy touch
  • Black satin pashmina/hijab -> dipakai beberapa kali untuk melindungi dari sinar matahari

Dari checklist di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya, gue bisa membawa pakaian lebih sedikit lagi (meninggalkan pakaian yang diwarnai font merah). Sangat penting untuk membuat catatan pakaian yang dibawa untuk improvisasi di kemudian hari. Warna pakaian gue sebutkan di awal agar bisa visualisasi mix and match dengan mudah. 

Semua pakaian tersebut muat kok di duffel bag, karena rata-rata sangat ringan. Jadi, mulai sekarang bisa diterapkan untuk selalu mempertimbangkan material pakaian sebelum membeli. 
Folks, semoga postingan ini membantu kalian untuk trip selanjutnya! Kalian punya tips tambahan? Please let me know agar bisa ditambahi di artikel. 

1 comment:

  1. Ga nyangka blog ini masih eksis. Apa ada instagram/twitter yang bisa difollow?

    ReplyDelete

drop it comments,fellas!

banner


}