Halo Kotak Merah dan pembaca nyasar di dalamnya, kali ini gue bakal share tentang pengalaman solo travel ke Jogja di awal bulan September 2016. It was memorable! Sekaligus mau share kesan pertama menggunakan Airbnb, makanya gue tulis disini. Penjelasan mengenai Airbnb ada di bawah post yang telah gue sertakan invitation code Airbnb senilai Rp 295.000 untuk kalian semua :)
Sebenarnya, alasan gue ke Jogja kali itu adalah untuk pengambilan data skripsi ketiga kalinya--dimana gue harus mewawancarai para santri pondok pesantren waria (kalau gue sempet nulis lagi, bakal gue bahas mengenai ini). Jadi, tepat tanggal 1 September, gue berangkat dari Semarang menggunakan bus dari Terminal Sukun. Kalau nanya gue naik bus apa, gue nggak tau. 'Yang penting sampe Jogja', begitu pikiran gue saat itu.
Karena pasti ada bus arah Jogja meskipun harus nunggu. Akhirnya dapat juga, bus-nya tanpa AC dan hobinya ngetem. Kalau kata temen-temen gue, bus model gitu namanya bus ayam--karena suka ada yang bawa ayam. Skip, skip.
Perjalanan gue ke Jogja memakan waktu hampir lima jam. Sesampainya di Jogja, gue turun di Terminal Giwangan (dimana gue seharusnya turun di jalan deket Malioboro, mengingat gue bakal stay di airbnb daerah Malioboro). Karena kemarin gue terapkan motto 'Yang penting sampe Jogja', begitulah jadinya. Celingak, celinguk..at first. Jauh juga ya bok, dari Giwangan ke Malioboro. Akhirnya gue memutuskan untuk naik gojek ke tempat Airbnb.
Sesampainya di Airbnb yang udah gue booked beberapa hari sebelum kedatangan gue ke Jogja, gue nggak menyangka tempat itu adalah Airbnb karena penampakan luarnya terlihat seperti rumah biasa. Nama Airbnb ini adalah YogyakartaBnB. Ketika gue masuk sedikit, ada papan yang menyambut gue persis di samping pintu:
Ketika gue ketuk pintu, gue langsung disambut sama penjaga Airbnb yang udah kenalan via Whatsapp. Jadi, yang bikin gue suka adalah keramahan dari owner Airbnb ini. Sebelum sampai Jogja, dia bikinin grup Whatsapp khusus buat gue yang isinya owner, penjaga, dan gue--sehingga kalau gue butuh bantuan apa-apa, bisa langsung let them know. Oh iya, fyi, di Airbnb yang gue tempatin kala itu, gue pilih yang dormitory meskipun terdapat tiga kamar tersendiri dengan queen bed. Pikiran gue kala itu karena kalau gue solo travel dan di room sendirian, kayaknya ada yang kurang aja.
cuapek tenan |
Langsung aja gue tiduran sambil ngecharge handphone yang ada di tiap-tiap tempat tidurnya. Siang itu, guest dormitory lokal cuma gue seorang. Kebanyakan mereka adalah backpacker luar perempuan. First impression gue terhadap para solo traveller Airbnb yang dikumpulkan pada satu dormitory adalah: ramah!
Beda banget sama pengunjung hotel atau homestay biasa. Mungkin karena kita saling tahu bahwa kita disana sama-sama sendirian, mereka suka saling berbagi. Setiap papasan sama traveller lain di tempat ini-pun selalu saling nyapa.
Karena udah dekil, gue memutuskan untuk ke kamar mandi dan menemukan tulisan ini:
Jangan buang mantan ke dalam toilet, makasi |
Keluar dari kamar mandi, ada cowok Indo nyapa gue dan kita kenalan, sekalian saling nanya ada urusan apa ke Jogja. Gue bilang karena mau ambil data buat skripsi, dan dia jelasin kalau dia lagi buat startup project di Jogja. Ketika dia tahu gue mahasiswi psikologi, dia langsung ngasih tahu juga kalau dia lagi ngembangin website konseling dan dia ngasih kartu nama ke gue. Sesaat itu juga pemikiran gue tentang solo travel yang tadinya aneh-aneh menjadi positif. Munculnya kejadian-kejadian unexpected yang baik bukannya tidak mungkin, well, as long so you keep communicating with people.
Setelah itu, gue mengelilingi Airbnb ini. I really like their concept!
Tempat gue sarapan tiap pagi
|
Selesai muter-muter, gue berangkat buat interview salah satu subjek gue sekitar jam 4 sore menggunakan motor yang udah sepaket sama bed di Airbnb. Bermodalkan GPS dan ke-sotoy-an (dan tiap lima menit check maps to make sure I was on the right road), sampailah gue di pondok pesantren waria dan interview kali itu berlangsung sekitar 2 jam-an. Selesai itu, gue langsung lanjut ke tempat subjek gue yang berikutnya. Nah, ini gue nyasar, karena gue lupa rumahnya dan susah dicari--ditambah jalanan yang cukup gelap. Setelah interview, gue akhirnya selesai sekitar jam 9 malam.
Haduh, capeknya bener-bener deh. Gue memutuskan untuk mampir Indomaret dan beli air mineral yang paling dingin di kulkas, kemudian duduk di step lantai luar toko, dan pejamin mata sebentar sambil berpikir... "sial, gue lupa jalan balik ke arah Malioboro."
Nggak tau deh dimana |
Keesokan paginya, gue dihidangkan sarapan oleh Mas Tato, penjaga Airbnb yang baik hati--sebelum gue berangkat lagi untuk mewawancarai subjek terakhir.
Es jeruknya seger banget, serius! |
Selesai makan, gue berangkat dan berhasil mewawancarai subjek terakhir yang juga berarti pengumpulan data gue telah selesaii! Yeeaaahh. Masih tersisa satu malam di Jogja yang bisa gue habiskan untuk jalan-jalan (meskipun gue nggak tau mau kemana). Gue memutuskan untuk pulang dulu untuk nap sebentar. Tapi, pas mau jalan ke kamar, gue papasan sama seorang solo traveller perempuan yang baru sampai dan like usual, sesi kenalan. Namanya Samantha, perempuan latin yang baru menyelesaikan thesisnya di Belanda sehingga doi memutuskan untuk jalan-jalan ke Asia Tenggara untuk liburan. Setelah itu, kami memutuskan untuk cari makan siang bareng nanti.
Baiklah.
Setelah gue tidur selama sejam setengah, gue mengetuk pintu kamarnya (doi nggak stay di dorm). Gue ketuk berkali-kali tapi nggak bangun-bangun juga jadi gue memutuskan untuk cari tau tangga di dapur itu mengarah kemana. Setelah gue naik tangga, waaahh....!!! Gue menemukan bagian terfavorit gue di Airbnb ini: its super cool loft!
Perfect!! |
Too bad I can't play ukulele |
Setelah puas liat-liat loftnya, gue balik lagi ke depan kamar Sam dan mengetuk pintu kamarnya. Tidak ada jawaban. Baiklah, mungkin dia kecapekan banget atau malah lagi keluar. Karena perut gue udah mulai bikin konser dadakan, gue bakal makan siang di Mediterranea Restaurant atas saran di sebuah papan tulis besar yang terdapat di ruang tamu Airbnb yang mengkategorikan restoran tersebut sebagai salah satu yang terfavorit. Langsung aja gue kesana (dengan modal GPS lagi).
Sesampainya, gue memesan wood fired oven Norwegian pizza sama jus semangka.
Setelah pulang, gue ketemu Sam. Ternyata dia tidur dan nggak denger kalau gue udah ngetuk-ngetuk pintu kamarnya. Haha, sepertinya dia kecapekan tingkat dewa. Jadi, kami memutuskan untuk main bareng besok pagi karena gue masih ada waktu sampe siang sebelum check out. Sorenya, gue jalan-jalan di Jogja ditemani oleh seseorang yang tiba-tiba menyapa gue di Twitter setelah gue update lagi di Jogja di tanggal 1. Iseng? banget. Namanya Intan, doi kenal gue dari jaman awal-awal FB booming dan dulu suka mampir ke blog ini karena suka ulas tentang musik. Kami pun lupa apa pernah bicara sebelumnya. Pikir gue, yaah.. kenapa tidak. Doi nyamperin gue ke Airbnb dan ngajak gue ke Jogja Culture Fest atau FKY (makasih, Intan!). Keren ya FKY, banyak para muda-mudi entrepreneur yang sebagian besar bergerak di usaha seni. Gue beli sebuah handcraft bernuansa laut yang cukup keren.
Lihat nih salah satu handcraft yang amazing. Presisi pop-upnya detail banget. Anyway, halo mas! |
Kumpulan surat-surat tak terkirim dan tertinggalkan di stand pengepul barang-barang jadul. |
Rada terenyuh juga ketika gue ke stand pengepul barang-barang jadul. Banyak banget surat-surat tak terkirim yang kalau dipikir cukup sedih ya, bahwa surat yang dikirim tak pernah sampai ke sang penerima.. Malah sampai ke tangan gue dua puluh tahun kemudian..
Malamnya, Intan ajak makan malam ke Nanamia Pizzeria bersama dengan seorang temannya yang berasal dari Jepang. Gue balik lagi ke Airbnb hampir tengah malam.
Keesokan paginya, setelah sarapan, gue boncengin Sam main ke Tamansari. Cukup panas hari itu, tapi puas juga menjelajahi Tamansari lumayan lama:)
Sekitar jam 11.30 siang, gue ngajak Sam pulang karena gue harus checkout sebentar lagi dan gue cuma booked sampai tanggal 3. Nggak disangka doi malah nawarin gue buat stay di kamar dia semalam lagi, karena dia juga bakal checkout untuk ke Jakarta keesokan harinya. Dengan ukuran bed yang besar, menurut dia, cukup untuk ditempati kami berdua. Gue berterima kasih dan kami balik dulu ke Airbnb untuk mindahin barang-barang gue ke kamarnya. Setelah itu, kami ngobrol di loft mulai tentang perkuliahan, negara asalnya, Mexico, bahkan saling curcol tentang percintaan juga (haha). Habis itu, gue ajakin doi ke Mediterranea lagi karena emang tempatnya asik banget.
Dua hari berturut-turut pizza terus. Untung rasanya worth it |
Sehabis makan, kami balik dulu ke Airbnb buat mandi dan merencanakan untuk have fun di malam minggu nanti.
Malamnya, gue mengendarai motor dan kami berdua menyusuri jalan Prawirotaman. Pubsnya lucu-lucu ya, gue menemukan ini:
The Beatles Pub! |
Gue bilang ke dia untuk bebas mengunjungi tempat apa saja karena ini malam terakhir dia di Jogja. Setelah puas dan capek, kami lihat banyak juga orang yang jalan kaki sambil makan ice cream. Karena kelihatannya enak, kami berusaha mencari tempat dimana orang-orang itu beli ice cream dan menemukannya! Il Tempo Del Gelato! Yuuum!! Lucu juga ya, ada gelato rasa kemangi-nya juga.
Selalu berakhir di perpaduan dark chocolate |
ena enaa |
Setelah kami dibuat melayang oleh gelato, kami pun kembali ke Airbnb dan tertidur pulasss.
Paginya, kami beres-beres karena harus check out siang nanti. Setelah memesankan gojek untuk Sam ke bandara, gue finalisasi packing dan memesan gojek ke terminal untuk kembali ke Semarang. Sebelum pulang, gue berfoto sama salah satu owner Airbnb (ownernya ada 3), yaitu Mariza Melia--seorang travel advisor, travel organiser, dan travel writer, yang juga merupakan founder Laguna Trip! Such an inspiration. Mariza and team, terima kasih atas keramahan dan pelayanan yang diberikan selama gue stay di YogyakartaBnB. I'll definitely come back when I'm in Jogja..
I am Dinda, and I approve this message *two thumbs up*
Me and this inspiring woman, Mariza. (Anyway, kemana mata kita?) |
TAMBAHAN
Penjelasan mengenai Airbnb
Airbnb merupakan marketplace online yang menghubungkan orang-orang yang membutuhkan tempat untuk tinggal dengan orang yang memiliki tempat tinggal (baik itu kamar kosong, seisi rumah, atau homestay yang dikhususkan untuk Airbnb ini sendiri). Sistemnya seperti gojek, kalau para driver gojek punya modal motor atau mobil untuk dihubungkan dengan orang yang membutuhkan transportasi, kalau Airbnb modalnya tempat tinggal. Sistem Airbnb ini sendiri juga pakai rating untuk pengguna dan penyedia tempat tinggal. Jadi, kita bisa tahu review dari penyedia (host) maupun pengguna tempat tinggal. Yang mengasyikkan, karena penyedia tempat tinggal ini rata-rata perseorangan, harganya pun banyak sekali yang sangat sangat murah. People are creative and creativity is limitless, hal ini memungkinkan banyak tempat tinggal yang disewakan di Airbnb memiliki desain yang unik. Jadi, Airbnb ini cocok banget dipakai untuk para traveller yang melakukan liburan sendiri, bersama pasangan, maupun dengan keluarga!
Untuk menggunakan Airbnb sangat sederhana. Silahkan daftarkan diri dulu untuk membuat akunmu.
Oh iya, kalau kalian daftar dengan mengklik link yang gue kasih dibawah ini:
Kalian akan mendapatkan Rp 295.000 dari gue :) Persyaratannya, silakan cek di website Airbnb ya..
Sistem pembayaran ini menggunakan credit card. So, are you ready for your next holiday?
Awawawaaaa kak dotti panutanqu :')
ReplyDeletePlease write moore^^
Huahaha Khairisa :'| terima kasih ya supportnya ^^
Deletekak dotta nama penginapannya apa ya?
ReplyDeleteThe hospitality industry has been shifting to higher degrees of process automation. Recruitment of technology talents in hospitality would be a great leap to take the game to your advantage and to reclaim the territory back to its rightful owner. Click Here
ReplyDeleteIf a rental that you're interested in doesn't have sufficient, quality pictures, then immediately count it out as a possibility. twain harte vacation rentals
ReplyDelete